Pelabuhan
Manado Era Hindia-Belanda
Pada tahun 1847, pelabuhan Makassar dijadikan sebagai pelabuhan
bebas oleh Pemerintah Hindia-Belanda. Kebijakan ini dilakukan bukannya tanpa
alasan, sebelum pelabuhan itu dibuka, Pemerintah Hindia-Belanda dalam menerapkan
peraturan perdagangan dan pelayaran yang ketat juga pajak impor-ekspor yang
tinggi di pelabuhan Makassar menjadikan kapal niaga asing, kerajaan sekutu,
pedagang dan pelaut di kawasan Hindia-Belanda lebih condong beralih untuk
berkunjung ke pelabuhan Singapura milik Inggris yang terlebih dahulu dibebaskan
pada 1819. Hal ini diharapkan dapat menandingi dominasi perdagangan oleh
pelabuhan Singapura di perairan Nusantara kala itu. Kebijakan pelabuhan bebas
oleh Pemerintah Hindia-Belanda tersebut juga memaksa dibukanya
pelabuhan-pelabuhan yang lebih kecil di kawasan tersebut seperti Pelabuhan
Manado dan Kema pada tahun 1848, begitu pula Kalili, Ternate, Ambon dan Banda
pada tahun 1853.
Keadaan geografis dan kondisi umum pelabuhan Manado
Gambar 1. Ilustrasi pelabuhan Manado pada abad XIX
Salah satu pelabuhan penting yang turut dibebaskan yakni pelabuhan
Manado. Manado terletak di ujung jazirah utara pulau Sulawesi, merupakan bagian
dari wilayah indonesia timur yang posisinya berbatasan dengan Kalimantan Utara,
pulau Sangir, Talaud, Kepulauan Sulu dan pantai Mindanao Selatan yang di
pisahkan oleh laut Sulawesi. Manado berada di titik terluar bagian utara
wilayah Sulawesi sehingga menjadikannya gerbang ataupun jalur perdagangan yang
sangat berpotensi.
Meskipun begitu, pelabuhan Manado pada musim angin barat tidak
dapat difungsikan sebagai tempat persinggahan para pelaut dan para pedagang untuk melakukan aktivitas
perniagaannya karena pada musim angin barat ombak sangat kencang. Hal ini
dikarenakan letaknya yang berada diluar teluk terbuka. Sehingga pada musim
angin barat, aktivitas niaga dialihkan ke pelabuhan Kema
Dibukanya Manado sebagai pelabuhan bebas pada tahun 1848, menarik
banyak para pedagang asing, baik dari Asia maupun Eropa untuk melakukan
kunjungan dan berdagang di Pelabuhan Manado dan Kema. Begitupun para pedagang
pribumi dapat mengekspor barang-barang produksi ke berbagai pasaran seperti Van
Indie, Benggalan, China, Manila, Siam, Eropa dan Amerika.
Komoditas yang diperdagangkan
Jenis-jenis Komoditas penting yang perdagangkan di pelabuhan ini
yakni, untuk impor diantaranya kain linen dan jenis kain lainnya, anggur dan
minuman keras, besi dan barang-barang yang terbuat dari besi, gerabah, emas,
rokok serta komoditas lainnya. Sedangkan komoditas ekspor diantaranya kakao,
tripang, emas, kain linen, dan lain-lain. Komoditas-komoditas tersebut memiliki
nilai tinggi di pasaran Van indie, Benggalan, China, Manila, Siam,
Kepulauan Timur, Eropa dan Amerika.
Fluktuasi perkembangan perdagangan
Data perdagangan perkembangan ekspor dan impor tahun 1850-1870
dapat dilihat pada grafik sebagai berikut :
Perdagangan
Ekspor-Impor pelabuhan Manado
1850 sampai
1870 (dalam gulden)
Sumber: Pada grafik di atas berdasarkan angka-angka komoditas ekspor dan impor
yang berasal dari Indie, Benggalan, Amerika, Eropa, China, Siam dan Kepulauan
Timur.
Pada grafik diatas dapat disimpulkan bagaimana pesatnya peningkatan
aktivitas perdagangan yang terjadi di pelabuhan ini semenjak dibuka pada 1848
sampai pada tahun 1870, utamanya pada sisi ekspor yang meningkat sangat tajam.
Menjadikan pelabuhan ini menjadi salah satu pelabuhan terpenting Hindia-Belanda
di masanya.
Comments
Post a Comment