ABDI MAHESA, BUDAYAWAN DARI TIMUR NUSANTARA

"Abdi Mahesa, Budayawan dari Timur Nusantara"

Lahir di Kota Pare-pare 20 tahun silam,  Abdi Mahesa merupakan putra pasangan Sabaruddin Dennu S.Sos dan Wahidah M. Ia dibesarkan di lingkungan urban Kota Watampone. Hidup di lingkungan perkotaan membuat nyali nya tertantang untuk mencari latar belakang dan identitas dirinya sebagai Manusia Bugis.
"Kita tidak boleh hidup tanpa ada keterhubungan dengan identitas dan karakter luhur kita, Jangankan Hidup, Mati pun orang harus memiliki identitas" pangkas kader PMB-UH Latenritatta ini saat membawakan orasi di Aula Prof. Mattulada FIB Unhas.

Perlunya sebuah revitalisasi dan regenerasi semangat lokalitas menjadi tantangan tersendiri bagi Abdi Mahesa dalam mengawal komitmennya dalam pembangunan intelektual masyarakatnya. Perannya lewat sosialisasi, karya tulis ilmiah dan lokakarya membuat Abdi Mahesa merasakan hadirnya semangat juang tersendiri dalam menjaga dan memelihara kekayaan peradaban yang dia miliki. Baginya, anak muda harus turut aktif dalam menyongsong revolusi industri 4.0 namun tetap waspada dengan pengaruh budaya mayoritas yang merapuhkan etnis-etnis kecil dengan semangat tradisional nya. Dengan begitu, militansi dan primordialitas masyarakat menjadi potensi daya saing dan filter bagi bangsa dalam bersaing di ranah global.

Abdi Mahesa juga sebagai mahasiswa yang menempuh jalur sarjana bidang kesusastraan bugis-makassar Fakultas Ilmu Budaya Unhas. Disamping perannya sebagai mahasiswa, Abdi Mahesa sering tampil mengisi Talkshow dan Seminar Nasional di beberapa Universitas antara lain Unair, UNJ, UI, ITB, Unmul dan Undip. Dalam Pemaparannya, ia sering membawa isu-isu terkait sosial-budaya maritim sebagai ciri kawasan timur nusantara. Lewat kegiatan tersebut ia mengharap, agar anak muda bisa saling berkolaborasi lewat platform dan kapasitas bidang mereka yang beragam, Terangnya.