Mengenal Benteng Fort Rotterdam


Benteng Fort Rotterdam


Benteng Ujung Pandang atau saat ini dikenal dengan sebutan Benteng Fort Rotterdam dibangun oleh Raja Gowa IX Daeng Matanre Karaeng Manguntungi Tumapa'risi' Kallonna yang kemudian diselesaikan oleh Raja Gowa X I Manriwagau Daeng Bonto Karaeng Lakiyung Tunipallangga Ulaweng pada tahun 1545. Pada proses pembangunannya, benteng ini dibangun oleh arsitektur dari Portugis yang merupakan kerjasama yang dilakukan oleh Kerajaan Gowa dan ada pun faktor pendirian benteng ini setelah jatuhnya Kerajaan Malaka ke tangan Portugis. Benteng ini berada di pinggir pantai sebelah barat kota Makassar, Sulawesi Selatan. Benteng Fort Rotterdam merupakan lambang kejayaan Raja Gow apada abad ke 16 dan ke 17. Benteng ini telah mengalami beberapa kali pergantian nama diantaranya Benteng Panyyua yang diberikan oleh masyarakat Makassar karena bentuknya yang menyerupai penyu yang sedang merayap menuju ke laut, pada tahun 1677 pemerintah Belanda mengambil alih kekuasaan dan merubah benteng, yang di mana dibangun kembalidan ditata ulang oleh Belanda. Pada tahun 1942, dilakukannya penambahan gedung yang berlantai satu di dalam benteng pada bagian selatan yaitu Bastion Mandarsyah dengan gaya arsitektur Eropa.
  • ·         Bentuk Benteng Fort Rotterdam

Bentuk benteng dibangun menenyerupai penyu karena makan dari filosofi penyu yang mampu mencerminkan karakter msyarakat dan Kerajaan Gowa yang pada saat itu telah mampu menguasai sebagian Sulawesi Selatan dan menjadi Kerajaan Maritim yang besar.




  • ·         Bentuk Bangunan Utama Benteng

Bentuk bangunan benteng Fort Rotterdam berarsitektur kolonial Belanda, yang memiliki skala bangunan yang tinggi yang berkesan kemegahan bangunan ini, model jendela yang lebar dan berbentuk kupu-kupu, dan bangunan di dalam benteng mangadopsi konsep Garden City.

  • ·         Bastion Pertahanan Benteng

Pada Benteng Fort Rotterdam terdapat 5 bastion yang dibangun sebagai pertahanan artileri utama. Ada pun beberapa bastion sebagai berikut:
a.       Bastion Bone yang terletak di sebelah barat yang merupakan kepala dari benteng. Pada bastion ini terdapat tiang bendera yang dimana tempat berkibarnya bendera Belanda, dan bangunan utama di Bastion Bone telah hancur pada tahun 1924.
b.      Bastion Bacan yang terletak di sudut Barat Daya yang merupakan kaki depan kiri penyu. Pada bastion ini bangunan utamanya masih dalam keadaan utuh dan di bagian bawah bastion terdapat penjara yang diperkirakan merupakan penjara yang ditempati oleh pangeran Diponegoro pada saat pengasingan di Makassar.
c.       Bastion Buton yang terletak di sudut Barat Laut atau kaki depan kanan penyu. Pada bastion ini bangunan utamanya masih dalam keadaan utuh dan terdapat tempat yang menyerupai makam.
d.      Bastion Mandarsyah terletak di sudut Timur Laut atau kaki kanan belakang penyu. Pada bastion ini bangunan utamanya masih dalam keadaan utuh.
e.       Bastion Ambon yang terletak di sudut Tenggara atau kaki belakang kiri penyu. Pada bastion ini bangunan utamaya sudah tidak ada, belum ada catatan sejarah yang menjelaskan kehancuran bangunan utama pada bastion ini.

  • ·         Tembok Pertahanan Benteng Fort Rotterdam

Benetng ini dikelilingi oleh tembok pertahanan yang cukup tinggi yang berukuran 7 meter dan pada bagian depan setinggi 4 meter. Dan tembok benteng ini disusun dengan batu yang berjenis sedimen yang berfungsi agar peluru tidak merusak tembok pertahanan benteng ini dan adapun batu bata yang memiliki ukuran telapak tangan orang dewasa.

  • ·         Parit Pertahanan Benteng Fort Rotterdam

Pada benteng Fort Rotterdam terdapat parit pertahanan yang terletak pada bagian selatan benteng. Parit ini masih mempertahankan ukuran semulanya yang berukuran 300 meter. Selain sebagai parit pertahana benteng, parit ini juga berfungsi sebagai tempat masuknya kapal-kapal yang membawa barang-barang yang menuju ke Benteng Fort Rotterdam.

Sumber: hasil kunjungan kuliah lapangan di Benteng Fort Rotterdam pada tanggal 20 Oktober 2018. Narasumber Pak Jamal (pemandu wisata Benteng Fort Rotterdam).  

Comments