Dakwah Tiga Datu' : Pengislaman di Tana Bugis Makassar




Proses Pengislaman di Tana Bugis Makassar

Dalam proses pengislaman di Tana Bugis Makassar tiga Datu’ menjalankan dakwahnya sesuai bidang keahlian dan metode masing-masing dalam penyebaran Islam kepada masyarakat Sulawesi Selatan.

  • Datu’ Ri Bandang


    makam Datu Ri Bandang

    Dalam menjalankan dakwahnya di tana Bugis dan Makassar, Datu’ Ri Bandang mengunjungi daerah-daerah Makassar dan Bugi yang kuat melakukan perjudian, minum ballo’ (sejenis arak/tuak/minuman keras), perzinahan dan gemar membungakan uang (rentenir). Bagi penduduk demikian, Dato Ri bandang menekankan pemahaman masyarakat Bugis dan Makassar kepada hukum-hukum syari’at fiqih.
    • ·         Datu’ Patimang
    makam Datu Patimang


    Sulaiman Khatib Sulung Datu’ Patimang mengunjungi daerah-daerah Bugis yang kuat berpegang teguh kepada kepercayaan lama yang menganggap bahwa Tuhan Yang Maha Esa adalah Dewata Seuwae. Suatu kepercayaan lama yang dikenal dalam mitologi La Galigo. Pada masyarakat demikian itu, Datu’ Patimang melakukan pendekatan Ilmu Kalam, yang lebih menekankan pada pengajaran Tauhid yaitu pemahaman tentang sifat-sifat Allah SWT. Tujuan utama ialah untuk menggatikan kepercayaan lama menjadi kepercayaan kepada Allah SWT. Yang tercermin dalam syahadatain sebagai ucapan pertama bagi seorang yang akan masuk Islam.
    • ·         Datu’ Ri Tiro
    makam Datu' ri Tiro


    Abdul Jawad Khatib Bungsu Datu’ Ri Tiro mengunjungi daerah-daerah Makassar dan Bugis yang kuat berpegang teguh terhadap ilmu kebatinan dan ilmu sihir. Untuk merubag hal tersebut, Datu Ri Tiro menggunakan pendekatan tasawuf dalam merebut hati penduduk. Kesenangan masyarakat terhadap Ilmu Sihir (black magic), yaitu suatu mistik yang menggunakan kekuatan semedi, digantikan oleh Datu Ri Tiro dengan usaha batin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ilmu sihir yang dianut anggota masyarakat waktu itu merupakan kepercayaan Patuntung yang berpusat di Gunung Bawakaraeng.

    Comments