Tana Wajo
Berbeda
dengan Kerajaan-kerajaan di Sulawesi Selatan kebanyakan yang mendatangkan Tokoh
luar yang menjadi seorang pemimpin dan Tokoh pemersatu, yang terjadi baik di
Butta Gowa, Tana Luwu, Tana Bone, Tana Soppeng, dan beberapa kerajaan Sulawesi
Selatan. Tak sama dengan terbentuknya Kerajaan Wajo yang mendatangkan Tokoh
dari luar persekutuan yang ada (asli) yang disepakati sebagai pemimpin sentral.
Banyak versi mengenai terbentuknya Tana-Wajo, dan tidak mendekatkan dengan
konsep To-Manurung yang banyak dianut dalam pembentukan Kerajaan-kerajaan yang
ada di Sulawesi Selatan. Tapi dengan halusnya masyarakat mengatakan “......tidak diketahui asalnya dan tidak diketahui
orang tuanya”. Tokoh ini memeperlihatkan keberhasilannya dalam mendatangkan
kemakmuran dan ketentraman bagi orang banyak yang dipimpinnya.
Versi
kedua dalam cerita rakyat Wajo menceritakan bahwa Wajo merupakan terusan dari
kerajaan Cinnatobi, yang dibentuk oleh keturunan raja-raja Cina dan Mampu.
Kerajaan Wajo pada mulanya bernama Boli yang didirikan pada abad ke-14 oleh
raja pertamanya bergelar Batara, yang bernama La Tenribali mantan Arung (raja)
Cinnotobi ke-5.
Pada
mulanya La Tenribali menjadi raji dwi-tunggal (twin-king) bersam saudaranaya
yang bernama La Tenritappek di Kerajaan Cinnotobi. Karena adanya perselisihan
antar mereka berdua, akhirnya La Tenribali meninggalkan negeri Cinnotobi dan
pergi membuka daerah persawahan di Boli, yang sebagian dari bekas penduduk
Cinnotobi, yang dipimpin oleh Matoa
yang bersepakat mengangkat La Tenribali menjadi raja karena mereka memerlukan
seorang yang memiliki sifat kepemimpinan yang beribawa dan mampu mempersatukan
yang dimiliki oleh La Tenribali.
Setelah
La Tenribali menyetujui hasil musyawarah para La Toa dan rakyat Boli, maka diadakanlah pelantikan raja di bawah
sebatang pohon bajok yang tinggi dan sangat rindang daunnya setelah terlebih
dahulu diaadakan perjanjian pemerintahan antara calon raja dengan rakyanya.
Menurut adat, wakil rakyat (Matoa)
yang membacakan ikrar perjanjian yang berisi hak dan kewajiban kedua belah
pihak, sedangkan calon memberi isyarat tanda persetujuan.
Akhirnya
peradaban Kerajaan Wajo di mulai dengan diangkatnya La Tenribali sebagai raja
dan dilantik di bawah pohon besar Bajok
yang nantinya menjadi asal mula penamaan Wajo.
Sumber: Mappangara, Supriadi. 2004. Ensiklopedia Sejarah Sulawesi Selatan Sampai tahun 1905. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan.
Comments
Post a Comment